Jenis Olahraga Untuk Penderita GERD

Jenis Olahraga Untuk Penderita GERD

05/20/2024 09:30:00 PM

 

 Diantara kamu mungkin masih ada yang belum tau apa itu GERD, GERD sendiri adalah penyakit kronis yang terjadi saat asam lambung atau empedu mengalir ke saluran makanan dan mengiritasi dinding dalamnya. Refluks asam dan heartburn (asam lambung naik) lebih dari dua kali seminggu dapat menyebaban terjadinya GERD. Untuk kamu yang seseorang pecinta olahraga, jangan putus asa bila kamu menderita GERD namun tetap ingin sehat dan bugar. Pada umumnya, masih tetap bisa berolahraga meski sedang mengalami gejala dari penyakit ini, kecuali sudah parah dan di opname dirumah sakit ya.    Biasa gejalanya meliputi nyeri panas di dada yang biasanya terjadi setelah makan dan memburuk ketika berbaring.

     Manajemen GERD melibatkan beberapa hal, yaitu perubahan gaya hidup, pengaturan diet, pengaturan olahraga, penggunaan obat-obatan rutin serta dalam beberapa kasus diperlukan tindakan operatif untuk tata laksananya. Perlu diketahui ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis olahraga yang dilakukan. Olahraga yang melibatkan banyak gerakan melompat, atau kontak dengan bagian perut dan dada, atau olahraga lain yang berintensitas tinggi dapat memperburuk gejala GERD karena dapat memicu asam lambung naik ke kerongkongan. Sebisa mungkin, hindari olahraga yang memiliki itensitas tinggi, yang memiliki kontak langsung dengan bagian tubuh seperti perut dan dada. 

     Kamu bisa berolahraga dengan jenis olahraga yang lebih santai, namun tetap efektif untuk membakar kalori dan tetap bugar. Untuk olahraga yang pertama kamu bisa mencoba olahraga yoga. Yoga dapat membantu mengurangi stres, melemaskan otot, dan termasuk dalam olahraga yang dapat dilakukan oleh pasien dengan penderita GERD. Beberapa pose yoga juga dapat membantu memperkuat otot-otot perut dan otot-otot kerongkongan, yang dapat membantu mencegah refluks asam. Namun pada beberapa posisi yoga juga perlu dicermati yang terlalu membungkuk dan dapat memicu terjadinya refluks. Gerakan-gerakan yoga yang cukup bervariasi, tentu ada gerakan yang sebaiknya di hindari juga, namun gerakan dalam olahraga yoga cenderung lebih santai.

     Olahraga selanjutnya adalah, adalah berenang. Berenang adalah salah satu olahraga kardio yang bagus untuk pasien dengan GERD. Dalam intensitas yang normal, berenang akan membantu tubuh dalam melatih pernapasan secara baik, dan tidak memicu terjadinya refluks asam lambung. Salah satu aktivitas yang diduga mempunyai hubungan dengan gejala GERD adalah lari, bersepeda dan angkat beban dimana jenis olahraga ini mampu meningkatkan risiko GERD, dengan demikian jenis aktivitas fisik atau olahraga tertentu seperti olahraga yang berat dengan intensitas lama dan menggunakan otot perut secara berulang memiliki pengaruh terhadap peningkatan risiko GERD. Untuk kamu yang biasanya melakukan angkat beban, dan sedang menderita GERD sebaiknya berhenti sejenak ya. 

     Berjalan adalah olahraga ringan yang berdampak baik untuk hampir semua orang, termasuk mereka yang menderita GERD. Gerakan saat berolahraga berjalan kaki relatif aman dan membantu untuk tidak memicu refluks asam lambung. Berjalan ternyata sudah termasuk olahraga ya sobat gemoy, sekedar informasi juga, ternyata yang lebih memungkinkan seseorang itu terkena GERD adalah orang yang memiliki risiko obesitas dan overweight. Tidak menutup kemungkinan, orang yang berat badannya ideal juga bisa terkena GERD, hanya saja risiko GERD dua kali lebih besar risiko terjadinya apabila orang itu overweight ataupun obesitas. Dalam penelitian disebutkan bahwa adanya hubungan antara BMI (Body Mass Index) dengan GERD, yang menyebutkan bahwa gejala GERD banyak di alami oleh orang yang mempunyai status gizi overweight dan obesitas.

     Orang dengan overweight memiliki risiko sebanyak 1,43 kali untuk terkena GERD sedangankan untuk obesitas memiliki risiko 2 kali untuk terkena GERD.GERD dan dispepsia merupakan manifestasi klinis dari sebuah patofisiologis yang sama, gejala GERD hampir mirip dengan dispepsia, dispepsia merupakan kumpulan gejala yang meliputi mual, nyeri ulu hati, perut begah atau kembung, rasa terbakar pada bagian dada.Gejala pada dispepsia akan muncul karena adanya faktor risiko bawaan yaitu GERD. Bagaimana? Sobat gemoy sudah pada tahu belum informasi penting ini? Sebaiknya atur pola hidup kita dan jaga berat badan juga ya.

     Salah satu penelitian, di dalamnya dijelaskan bahwasanya isi dari  penelitian itu  menyatakan bahwa atlet dengan obesitas abdominal dapat meningkatkan risiko gejala refluks yang disebabkan oleh perpindahan perut ke atas dan masuk ke dalam rongga dada dengan tekanan yang relatif rendah atau terjadi perkembangan hernia hiatus. Saat ini seorang seperti atlet saja bisa terkena GERD, untuk itu kita perlu memperhatikan pola hidup kita dan berat badan kita. GERD dan dispepsia memiliki gejala yang sama.Sedangkan gastritis adalah kondisi peradangan lambung pada seseorang baik itu secara akut maupun secara kronis, kondisi ini akan terjadi apabila masalah seperti dispepsia dan GERD tidak teratasi dengan baik, sehingga sewaktu-waktu akan menyebabkan rusaknya mukosa lambung karena adanya refluks secara berulang dan akan menimbulkan gejala seperti mual dan muntah atau hingga kondisi yang memperparah keadaan lambung seperti pendarahan pada lambung.